' Pembangunan Ekonomi '
Pembangunan Ekonomi
Pengertian Pembangunan Ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang dengan perubahan ciri-ciri penting
suatu masyarakat, yaitu perubahan baik dalam hal teknologi, pola pikir
masyarakat maupun kelembagaan.
Sedangkan menurut Wikipedia,
Pengertian pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan
total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
penduduk yang disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi
suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan Ekonomi bergantung
dari pertumbuhan ekonomi (economic growth) dimana pembangunan ekonomi
mendorong dalam tumbuhnya ekonomi dan sebaliknya pula, ekonomi memperlancar
dalam proses pembangunan ekonomi.
Sedangkan maksud dari
pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Negara
dapat disebut mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi jika terjadi peningkatan
GNP rill di negara tersebut. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi merpakan suatu
indikasi terhadap keberhasilan dari pembangunan ekonomi.
Lalu "Apa
perbedaan antara pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi", pertumbuhan
ekonomi keberhasilannnya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan
dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan
pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya dari ertambahan
produksi, akan tetapi juga dari perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan
alokasi input dari berbagai sektor perkeonomian misalnya lembaga, pengetahuan,
sosial, dan teknik.
Selanjutnya dari pembangunan
ekonomi, diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan
perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang.
Dampak Positif
& Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
- Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
- Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, sehingga akan mengurangi pengangguran.
- Terciptanya lapangan pekerjaan dari pembangunan ekonomi secara langsung memperbaiki tingkat pendapatan nasional
- Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan menjadi semakin beragam dan juga dinamis.
- Pembangunan ekonomi menuntut adanya peningkatan kualitas SDM sehingga dimungkinkan ilmu pengetahan dan teknologi menjadi semakin berkembang pesat. Sehingga makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
- Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik sehingga mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.
- Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
- Tersingkirnya/hilangnya habitat alam baik itu alam hayati atau hewani
- Terjadinya pencemaran air, udara, dan tanah dari ketidakdisiplinannya manusia.
Sumber : http://www.artikelsiana.com/2015/09/pembangunan-ekonomi-dampak-positif-negatif.html
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pembangunan Ekonomi
Berikut
faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi:
1. SDM atau Sumber Daya Manusia yang berpotensi
SDM atau Sumber Daya Manusia merupakan kunci terjadinya proses pembangunan ekonomi. Sumber daya lain tidak akan berarti apa-apa tanpa didukung oleh SDM atau Sumber Daya Manusia yang berpotensi. Hal ini dikarenakan SDM atau Sumber Daya Manusia yang tidak memiliki potensi tidak akan mampu mengelola sumber daya yang ada secara optimal.
2. SDA atau Sumber Daya Alam
SDA atau Sumber Daya Alam baik yang berupa hayati maupun yang berupa nonhayati merupakan hal penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jika sebuah negara tidak memiliki pasokan SDA atau Sumber Daya Alam yang dapat diproduksi maka negara tersebut akan memasok ke negara lain, jika hal tersebut terjadi dalam jangka waktu yang panjang maka akan merugikan negara tersebut.
3. IPTEK atau Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Ilmu pengetahuan merupakan sarana yang dapat memperlancar dalam mengolah SDA atau sumber daya alam. teknologi merupakan alat yang dapat membantu manusia dalam memaksimalkan pekerjaannya
4. Nilai sosial budaya
Nilai sosial budaya sangat mempengaruhi proses pembangunan, yang dapat menjadi pendrong mauppun penghambat pembangunan.
5. Keadaan Politik
Keadaan politik suatu negara dapat mempengaruhi proses pembangunan ekonomi
6. Sistem Pemerintahan
Pemerintahan yang menganut paham liberalis akan membebaskan warganya untuk melakukan bermacam-macam termasuk pembangunan ekonomi. pemerintahan yang menganut paham sosialis, akan mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakatnya.
SDM atau Sumber Daya Manusia merupakan kunci terjadinya proses pembangunan ekonomi. Sumber daya lain tidak akan berarti apa-apa tanpa didukung oleh SDM atau Sumber Daya Manusia yang berpotensi. Hal ini dikarenakan SDM atau Sumber Daya Manusia yang tidak memiliki potensi tidak akan mampu mengelola sumber daya yang ada secara optimal.
2. SDA atau Sumber Daya Alam
SDA atau Sumber Daya Alam baik yang berupa hayati maupun yang berupa nonhayati merupakan hal penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jika sebuah negara tidak memiliki pasokan SDA atau Sumber Daya Alam yang dapat diproduksi maka negara tersebut akan memasok ke negara lain, jika hal tersebut terjadi dalam jangka waktu yang panjang maka akan merugikan negara tersebut.
3. IPTEK atau Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Ilmu pengetahuan merupakan sarana yang dapat memperlancar dalam mengolah SDA atau sumber daya alam. teknologi merupakan alat yang dapat membantu manusia dalam memaksimalkan pekerjaannya
4. Nilai sosial budaya
Nilai sosial budaya sangat mempengaruhi proses pembangunan, yang dapat menjadi pendrong mauppun penghambat pembangunan.
5. Keadaan Politik
Keadaan politik suatu negara dapat mempengaruhi proses pembangunan ekonomi
6. Sistem Pemerintahan
Pemerintahan yang menganut paham liberalis akan membebaskan warganya untuk melakukan bermacam-macam termasuk pembangunan ekonomi. pemerintahan yang menganut paham sosialis, akan mengatur seluruh aspek kehidupan masyarakatnya.
Sumber : http://seputarpendidikan003.blogspot.co.id/2016/02/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_11.html
'Sasaran dan Instrumen Kebujakan Ekonomi Pemerintah'
Sasaran Kebijakan
Ekonomi Pemerintah
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah indonesia bertujuan untuk mengatasi
permasalahan di bidang perekonomian. Sasaran kebijakan yang ditetapkan
pemerintah sebagai berikut.
a. Menambah persediaan dan memperluas distribusi bahan
pokok yang dibutuhkan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup,seperti
bahan pangan,perumahan,kesehatan,dan lingkungan ynag sehat
b. Meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan cara
memperluas kesempatan kerja,menaikkan tingkat upah minimum regional dan
menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas
c. Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi
seluruh masyarakat secara adil dan merata,upaya yang dilakukan oleh pemerintah
adalah membebaskan masyarakat dari penindasan dan ketergantungan serta
mempermudah akses kesehatan dan pendidikan.
Sumber : http://saturner001.blogspot.co.id/2013/03/sasaran-kebijakan-ekonomi-pemerintah.html
Instumen
Kebijakan Ekonomi Pemerintah
Beberapa kebijakan yang ditetapkan pemerintah
guna mengatasi permasalahan ekonomi sebagai berikut.
- Kebijakan Fiskal
Kebijakan
fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai pelaku sektor
publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap sebagai suatu
cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik, dengan instrumen utamanya
perpajakan. Dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, kebijakan moneter dan
kebijakan luar negeri belum berjalan seperti yang diharapkan. Dengan demikian,
peranan kebijakan fiskal dalam bidang perekonomian menjadi semakin penting.
Kebijakan
Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengendalikan
atau mengarahkan perekonomian pada saat kondisi yang lebih baik. Caranya yaitu
mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Instrumen utama kebijakan fiskal
adalah pajak (T) dan pengeluaran pemerintah (G). Kebijakan fiskal pemerintah
dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan yang bersifat ekspansif
dilakukan pada saat perekonomian sedang menghadapi masalah pengangguran yang
tinggi. Tindakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan memperbesar pengeluaran
pemerintah (misalnya menambah subsidi kepada rakyat kecil) atau mengurangi
tingkat pajak. Adapun kebijakan fiskal kontraktif adalah bentuk kebijakan
fiskal yang dilakukan pada saat perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh
atau menghadapi inflasi. Tindakan yang dilakukan adalah mengurangi pengeluaran
pemerintah atau memperbesar tingkat pajak.
- Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan
ekonomi yang digunakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk
mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada kondisi yang lebih baik atau
diinginkan dengan mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dan tingkat suku
bunga. Kebijakan moneter tujuan utamanya adalah mengendalikan jumlah uang yang
beredar (JUB).
Kebijakan moneter mempunyai tujuan
yang sama dengan kebijakan ekonomi pemerintah lainnya. Perbedaannya terletak
pada instrumen kebijakannya. Jika dalam kebijakan fiskal pemerintah
mengendalikan penerimaan dan pengeluaran pemerintah maka dalam kebijakan
moneter Bank Sentral (Bank Indonesia) mengendalikan jumlah uang yang bersedar
(JUB).
Melalui kebijakan moneter, Bank
Sentarl dapat mempertahankan, menambah, atau mengurangi JUB untuk memacu
pertumbuhan ekonomi sekaligus mempertahankan kestabilan harga-harga. Berbeda
dengan kebijakan fiskal, kebijakan moneter memiliki selisih waktu (time lag)
yang relatif lebih singkat dalam hal pelaksanaannya. Hal ini terjadi karena
Bank Sentral tidak memerlukan izin dari DPR dan kabinet untuk melaksanakan
kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi dalam
perekonomian.
Kebijakan moneter memiliki tiga
instrumen, yaitu operasi pasar terbuka (open market operation),
kebijakan tingkat suku bunga (discount rate policy) dan rasio cadangan
wajib (reserve requirement ratio). Adapun penjelasannya sebagai berikut
:
1. Operasi pasar terbuka ( open market operation )
Yaitu kebijakan pemerintah
mengendalikan jumlah uang yang bredar dengan cara menjual atau membeli
surat-surat berharga milik pemerintah. Di Indonesia operasi pasar terbuka
dilakukan dengan menjual atau membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat
Berharga Pasar Uang (SPBU).
- Fasilitas Diskonto ( Discount Rate )
Salah satu fasilitasnya yaitu
adanya tingkat bunga diskonto yang maksudnya adalah tingkat bunga yang
ditetapkan pemerintah atas bank-bank umun yang meminjam ke bank sentral.
Jika pemerintah ingin menambah
jumlah uang yang beredar, maka pemerintah melakukan suatu cara yaitu menurunkan
tingkat bunga penjaman (tingkat diskonto). Dengan tingkat bunga pinjaman yang
lebih murah, maka keinginan bank-bank untuk meminjam uang dari bank sentral
menjadi lebih besar, sehingga jumlah uang yang beredar bertambah dan
sebaliknya.
3. Rasio Cadangan
Wajib ( Reserve Requirement Ratio )
Penetapan ratio cadangan wajib
juga dapat mengubah jumlah uang yang beredar. Jka rasio cadangan wajib
diperbesar, maka kemampuan bank memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan
sebelumnya.
Selain ketiga instrumen yang
bersifat kuantitatif tersebut, pemerintah dapat melakukan himbauan moral (moral
suasion). Misalnya untuk mengendalikan jumlah uang beredar (JUB) di
masyarakat, Bank Indonesia melalui Gubernur Bank Indonesia memberi saran supaya
perbankan mengurangi pemberian kredit ke masyarakat atau ke sektor-sektor
tersebut.
Kebijakan moneter dapat bersifat
ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif dilakukan pemerintah
jika ingin menambah jumlah uang beredar di masyarakat atau yang lebih dikenal
kebijakan uang longgar (easy money policy). Sebaliknya, jika pemerintah
ingin mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat, kebijakan moneter yang
ditempuh adalah kebijakan moneter kontraktif atau yang lebih dikenal kebijakan
uang ketat (tight money policy). Selain itu dalam melaksanakan kebijakan
moneter, Bank Sentral dapat menggunakan tiga instrumen, yaitu operasi pasar
terbuka (open market operation), kebijakan tingkat suku bunga (discount
rate policy) dan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio).
- Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
Kebijakan Perdagangan Luar
Negeri merupakan salah satu bagian kebijakan ekonomi makro. Kebijakan
Perdagangan Luar Negeri adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang
mempengaruhi struktur atau komposisi dan arah transaksi perdagangan serta
pembayaran internasional. Karena merupakan salah satu bagian dari kebijakan
ekonomi makro maka kebijakan perdagangan internasional bekerja sama dengan baik
dengan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Tujuan dari kebijakan perdagangan luar negeri yaitu
sebagai berikut :
– Melindungi
kepentingan nasional dari pengaruh negatif yang berasal dari luar negeri
seperti dampak inflasi di luar negeri terhadap inflasi di dalam negeri melalui
impor atau efek resesi ekonomi dunia (krisis global) pertumbuhan ekspor
Indonesia.
– Melindungi
industri nasional dari persaingan barang-barang impor.
– Menjaga
keseimbangan neraca pembayaran sekaligus menjamin persediaan valuta asing
(valas) yang cukup, terutama untuk kebutuhan impor dan pembayaran cicilan serta
bunga utang luar negeri.
– Menjaga tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.
– Meningkatkan
kesempatan kerja.
Kebijakan perdagangan luar negeri terbagi menjadi dua
macam, yaitu :
– Kebijakan
Pengembangan atau Promosi Ekspor
Tujuan Kebijakan Pengembangan atau
Promosi Ekspor adalah untuk mendukung dan meningkatkan pertumbuhan
ekspor. Tujuan kebijakan ini dapat dicapai dengan berbagai kebijakan, antara
lain kebijakan perpajakan dalam berbagai bentuk, misalnya pembebasan atau
keringanan pajak ekspor dan penyediaan fasilitas khusus kredit perbankan bagi
eksportir.
–
Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor
Kebijakan Proteksi atau Kebijakan
Impor bertujuan untuk melindungi industry di dalam negeri dari persaingan
barang-barang impor. Kebijakan proteksi dapat diterapkan dengan berbagai
instrumen, baik yang berbentuk tarif maupun non tarif. Proteksi-proteksi yang
dilakukan dengan tidak menggunakan tarif disebut non-tariff barriers.
Hambatan yang termasuk ke dalam hambatan non-tarif, antara lain kuota, subsidi,
diskriminasi harga, larangan impor, premi, dan dumping.
Pada intinya, masalah-masalah
dalam bidang ekonomi yang dihadapi pemerintah bukan hanya tanggung jawab
pemerintah saja, tetapi kita sebagai warga negara yang baik semestinya ikut
membantu dalam mengatasinya. Banyak cara yang dapat diupayakan dimulai dengan
melakukan program-program serta kebijakan-kebijakan. Hal tersebut tidak akan
berjalan dengan baik tanpa kerja sama masyarakatnya. Untuk itu, masyarakat
semsetinya sudah dapat memposisikan dirinya untuk membantu supaya pembangunan
yang dilakukan pemerintah tersebut berjalan dengan baik dengan cara tidak
menjadi beban atau kendala bagi pemerintah.
Sumber : https://27acintya08dhika95.wordpress.com/kebijakan-pemerintah-dalam-bidang-ekonomi/
'Permasalahan Ekonomi Di Indonesia'
13 PERMASALAHAN EKONOMI DI INDONESIA
Permasalahan ekonomi yang terjadi di suatu negara dapat
memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia permasalahan ekonomi dapat
menghambat terwujudnya dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa permasalahan
ekonomi Indonesia sebagai berikut.
Pertumbuhan ekonomi suatu
negara merupakan salah satu indikasi yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembangunan negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat
melalui tingkat produksi barang dan jasa yang dapat dihasilkan selama satu periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti Indonesia sering terkendala masalah modal dan investasi. Indonesia
masih bergantung pada modal dari investasi pihak asing untuk menunjang kegiatan
ekonominya.
Lambatnya pertumbuhan ekonomi
juga dipengaruhi naiknya harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia
merupakan akibat langkanya minyak mentah. Kelangkaan disebabkan menipisnya
cadangan minyak serta terhambatnya distribusi minyak. Kenaikan harga minyak
menyebabkan harga barang pokok lain ikut naik. Akibatnya, daya beli masyarakat
menjadi berkurang dan terjadi penurunan kegiatan ekonomi masyarakat.
2. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan keadaan
masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup
meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan sebagai akibat berkurangnya pendapatan masyarakat secara riil.
Masyarakat mengalami penurunan daya beli barang-barang kebutuhan pokok secara
umum. Akibatnya, masyarakat tidak dapat hidup secara layak sehingga taraf
hidupnya menurun.
Berdasarkan data BPS bulan
Maret 2012 jumlah penduduk yang berada dalam garis kemiskinan berjumlah sekitar
29,13 juta orang (11,96%). Jumlah ini berkurang sebanyak 0,89 juta orang dari
periode yang sama tahun sebelumnya. Menurunnya angka kemiskinan ditunjang
adanya penurunan harga komoditas makanan sedikit lebih besar dibandingkan peranan
komoditas bukan makanan.
3. Pengangguran
Secara umum pengangguran
diartikan sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja. Pengangguran merupakan
rantai masalah yang dapat menimbulkan beberapa permasalahan pada suatu negara.
Pengangguran disebabkan jumlah angkatan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah
lapangan kerja/kesempatan kerja. Akibatnya, banyak angkatan kerja yang tidak
dapat terserap dalam lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran.
Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik, jumlah angkatan kerja di Indonesia tahun 2012
mencapai 120,4 juta jiwa. Sementara itu, jumlah pengangguran pada bulan
Februari 2012 sebanyak 7,61 juta jiwa turun dari tahun sebelumnya sebanyak 7,7
juta jiwa. Hal ini diharapkan sebagai indikasi yang baik mengenai perbaikan
keadaan ketenagakerjaan di Indonesia. Untuk mencapai harapan tersebut, pemerintah perlu
mengusahakan kebijakan di bidang ketenagakerjaan, misalnya perbaikan kualitas
tenaga kerja / sumber daya manusia, menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong
tumbuhnya investasi dan modal, menyediakan informasi lapangan pekerjaan, serta
memberikan pelatihan dan keterampilan bagi tenaga kerja.
4. Kesenjangan Penghasilan
Penghasilan digunakan
masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat untuk
memenuhi berbagai kebutuhannya. Dalam masyarakat terdapat kelompok masyarkat
dengan penghasilan tinggi dan kelompok masyarakat dengan penghasilan rendah.
Masyarakat yang memiliki penghasilan tinggi mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
mulai dari kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier. Sementara itu, kelompok
masyarakat yang memiliki penghasilan rendah tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya meskipun kebutuhan yang paling dasar.
Perbedaan
kelompok masyarakat dengan penghasilan tertentu menimbulkan permasalahan
kesenjangan penghasilan. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah dalam
memeratakan penyaluran distribusi pendapatan. Hal ini dilakukan untuk meratakan
kemampuan masyarakat dalam menikmati hasil pembangunan. Selain itu, upaya
pemerintah dalam meratakan penghasilan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan
dan kecemburan sosial masyarakat.
5. Inflasi
Berdasarkan data BPS, inflasi
Indonesia pada tahun 2011 sebesar 3,79%. Inflasi yang terjadi di Indonesia
disebabkan tingginya permintaan agregat, sementara permintaan barang dan jasa
tidak diimbangi dengan kemampuan produksi dan kenaikan biaya produksi. Inflasi ditandai oleh
kenaikan harga barang dan jasa secara keseluruhan. Hal ini akan menimbulkan
penurunan daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa. Inflasi berdampak pada
lesunya kegiatan perekonomian, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap
kinerja pemerintah, melemahnya nilai rupiah, dan ketidakstabilan perekonomian
negara. Berdasarkan sumbernya inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
inflasi tarikan permintaan dan inflasi dorongan biaya.
6. Hutang Luar Negeri
Indonesia memiliki hutang luar negeri yang sangat
banyak yakni lebih dari USD 100 miliar. Setiap kementerian mempunyai hutang.
Indonesia adalah negara dengan hutang luar negeri terbesar ke-3 di dunia
setelah Brazil dan Meksiko. Hutang yang terus menumpuk tersebut menyebabkan
terjadinya berbagai masalah perekonomian seperti nilai mata uang Rupiah yang
terus menurun.
7. Defisit Anggaran
APBN Indonesia selalu mengalami defisit. Defisit
adalah saat ketika anggaran belanja lebih tinggi dari anggaran pendapatan.
Itulah salah satu alasan kenapa hutang negara kita terus menumpuk. Penyebab
utamanya adalah korupsi, perilaku pemerintah yang sangat boros anggaran, dan
subsidi yang tidak tepat sasaran.
8. Ketidakmampuan Industrial
Industri di Indonesia kebanyakan hanya merakit
barang saja. Kalaupun ada industri besar, industri tersebut pasti milik asing.
Perindustrian masih sangat bergantung pada ekonomi, bahan baku, dan teknologi
asing. Padahal kita memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
sangat besar. Namun karena kita tidak dapat mengelolanya dengan baik, maka kita
harus meminta bantuan asing. Akibatnya, sebagian keuntungan dibawa ke luar
negeri sedangkan Indonesia hanya mendapatkan pendapatan dari pajak dan upah
buruh saja.
9. Ketidakmampuan Mengelola Sumber Daya Manusia
Walaupun penduduk Indonesia terbanyak ke-4 di dunia,
namun kualitasnya masih sangat buruk. Sehingga Indonesia selalu kekurangan para
ahli dan harus mendatangkannya dari luar negeri. Sedangkan kebanyakan orang
Indonesia yang bekerja di luar negeri hanya bisa menjadi pembantu saja.
10. Penguasaan Iptek yang Kurang
Penguasaan iptek di Indonesia juga masih sangat
kurang. Ini disebabkan karena jumlah tenaga ahli di Indonesia masih sangat
sedikit. Kalaupun ada, mereka lebih memilih untuk bekerja di luar negeri karena
penghasilannya jauh lebih tinggi. Penguasaan iptek yang kurang menyebabkan
Indonesia tidak bisa mengelola kekayaan alamnya sendiri.
11. Korupsi
Korupsi menjadi masalah serius di negeri ini. Hampir
di semua bidang terjadi korupsi dan suap-menyuap baik itu “kelas teri” maupun
“kelas kakap”. Akibatnya bermacam-macam, mulai dari program pemerintah yang
menjadi kacau, penegakan hukum menjadi lemah, dan pemborosan anggaran.
12. Masalah Pangan
Ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan harga
pangan membuat harga pangan terus meroket terutama sembako. Ditambah lagi
dengan semakin sempitnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan. Sangat
ironis memang mengingat Indonesia adalah negara agraris yang sangat subur.
Kesejahteraan petani yang kurang diperhatikan menjadi salah satu penyebabnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini, pemerintah harus mengimpornya dari
luar negeri.
13. Pembangunan yang Cenderung Tersentralisasi
Indonesia memang sedang pesat-pesatnya membangun.
Tetapi yang disayangkan adalah kenapa hanya kawasan tertentu saja yang dibangun
sedangkan daerah lain ditinggalkan begitu saja. Hal ini menyebabkan terjadinya
kesenjangan sosial dan daerah perkotaan menjadi semakin padat. Jika pemerintah
melakukan pembangunan secara merata, maka setiap daerah akan berkembang lebih
cepat dan itu juga bisa mempercepat kemajuan Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)